Menurut The Washington Post, organisasi nirlaba Amerika, Coalition for a Safer Web menuntut Apple untuk hapus Telegram dari App Store miliknya.
Kemarin, organisasi ini mengajukan gugatan, di mana kepemimpinan Telegram dituduh melanggar persyaratan layanan App Store. Salah satunya seruan untuk kekerasan dan pesan dengan konten ekstremis. Secara khusus, situasi ini juga berkaitan dengan pembobolan US Capitol pada awal Januari lalu.
Apple Dipaksa Hapus Telegram dari App Store
Dalam hal ini, penggugat menuntut untuk menghapus Telegram dari App Store. Selain itu, Coalition for a Safer Web juga berencana untuk meminta pengadilan menghapus Telegram dari Google Play Store. Namun perlu Anda tahu, pengguna Android selalu memiliki cara untuk mengunduh aplikasi dari sumber lain walaupun bukan dari Google Play Store.
Pavel Durov mengatakan bahwa pada minggu pertama bulan Januari, basis pengguna aktif Telegram melebihi 500 juta orang sebulan. Pada 12 Januari, 25 juta pengguna baru bergabung dengan Telegram dalam 72 jam.
Telegram Menjadi Aplikasi Paling Banyak di Unduh Kedua di AS
Seperti dilansir The Telegraph, Telegram messenger sudah menempati peringkat kedua dalam peringkat aplikasi yang paling banyak diunduh di Amerika Serikat. Ini terjadi setelah Twitter memblokir akun Presiden AS Donald Trump; Apple dan Google menghapus dari toko aplikasi mereka jaringan sosial populer pendukungnya Parler.
Dalam waktu kurang dari seminggu, sejak 6 Januari, Telegram messenger di Amerika Serikat telah diunduh sekitar 545 ribu kali, yaitu tiga kali lebih banyak dari seminggu sebelumnya. Para ahli mencatat bahwa pertumbuhan popularitas Telegram juga dipengaruhi oleh kebijakan baru terkait dengan WhatsApp lainnya. Pada 8 Januari, diketahui bahwa data pribadi pengguna WhatsApp tersedia untuk semua aplikasi Facebook.
Pendiri Telegram, Pavel Durov, mengonfirmasi bahwa setelah pengenalan aturan WhatsApp baru, terlihat lebih banyak pengguna baru di Telegram.